ASKARIASIS PADA PEDHET
(Pedhet anda cacingan?)
Mencegah lebih baik daripada
mengobati mungkin merupakan slogan yang paling tepat untuk
ditekankan di kalangan peterrnak kecil di pedesaan. Namanya juga peternak kecil
yang jelas kecil segala-galanya, kecil jumlahnya, kecil modalnya, kecil
pengelolaannya, dan kecil perhatiannya. Berternak merupakan kegiatan sampingan
dari masyarakat kita. Kita ambil contoh memelihara sapi, lebih dari 60% warga
didaerah pedesaan memelihara ternak ini dengan jumlah rata-rata 1 sampai 6 ekor
per KK (Kepala Keluarga), warga sering menyebutnya sebagai celengan (tabungan) yang sewaktu-waktu diperlukan akan segera dilempit
(dijual).
Apapun istilahnya yang jelas ini merupakan peer bagi kita yang berkecimpung didunia peternakan, agar perhatian
yang kecil dari peternak ini dapat kita arahkan untuk meningkatkan
produktifitas ternak yang pada akhirnya menanbah pendapatan peternak. Di
pedesaan sapi merupakan ternak yang paling luwes (mudah perawatannya, multi
guna, harga relative stabil), sebagai celengan
biasanya peternak memelihara indukan dengan harapan akan menghasilkan pedhet (anak sapi dibawah 3 bulan)
sebagai hasilnya. Tidak banyak yang peternak harapkan selain pedhet ini tumbuh
dengan sehat dan cepat besar. Sayang harapan ini sering tidak diimbangi dengan perhatian
untuk kesehatannya.
Kasus penyakit pada pedhet yang paling sering terjadi di lapangan adalah
kembung dan diare yang sering
menimbulkan kematian. Peternak akan sangat bingung dan ketakutan melihat
kondisi pedhetnya lemas, nafasnya terengah-engah, perut membesar dan kepala
sudah di tempelkan tanah. Pada umumnya peternak akan memberikan minuman bersoda
dengan harapan pedhetnya akan segera glegekan
(bersendawa) mengeluarkan gas diperutnya,atau ada pula yang memberikan air kelapa,
kopi, bahkan minyak tanah dan tak jarang hasilnya ternyata memperparah keadaan.
Jika sudah terjadi demikian peternak akan meminta pertolongan dari paramedis
atau dokter hewan terdekat, melihat kondisi yang kembung besar biasanya trokart
menjadi andalan. Bagaimana jika sudah di trokart tetap saja kembali kembung,
mungkin kita perlu teliti lebih lanjut penyebab kembungnya.
Kasus diatas merupakan contoh
kecilnya perhatian peternak akan kesehatan hewan. Kembung dan diare dapat
merupakan salah satu gejala cacingan, sederhana sebenarnya tapi cukup fatal
akibatnya bila terlambat. Pedhet suka sekali makan tanah dan rumput-rumputan
dilingkungan kandang sehingga sangat rentan terinfeksi cacing. Cacing yang
paling sering menginfeksi pedhet adalah cacing askaris. Pada hewan dewasa tidak
begitu berarti kecuali infeksinya berat tetapi pada hewan muda akan sangat
menyebabkan kerugian besar, pertumbuhannya terhambat, konversi pakan terlalu
tinggi yang akan menimbulkan kelemahan dan kematian. Ketika sudah terinfeksi
cacing maka akan terjadi migrasi cacing muda melalui hati, paru-paru, kantong
empedu dan perforasi dinding usus yang menyebabkan pedhet jadi gelisah,
batuk-batuk, lemah dan diare dengan kotoran bercampur lemak. Cacing yang sudah
dewasa sering menimbulkan penyumbatan saluran usus sehinggga menyebabkan
kembung, dan jika sumbatan cacing ini tidak dihilangkan terlebih dahulu maka
kembung tidak akan selesai hanya dengan di trokart.
Semua jenis askaris memiliki daur hidup yang hampir mirip dengan periode
prepaten antara 8-9 minggu, kecuali neoaskaris
vitulorum cacing ini melalui kolostrum. Pedhet terinfeksi n. vitulorum dapat terjadi sejak
prenatal melalui plasenta induk yang makan telur infektif dan dari kolostrum
hingga sampai dengan umur 10 hari pedhet telah mengandung cacing dewasa dan
telur cacing sudah dapat ditemukan setelah umur 2-3 minggu.
Agar celengan kita
aman, sehat dan tumbuh kembang dengan baik sehingga saat dilempit menghasilkan lembaran yang cukup lumayan jangan lupa beri
sedikit perhatian padanya. Rutin memberikan obat cacing adalah solusi sederhana
yang paling efektif, paling tidak diusia pertumbuhan yaitu umur 10 hari dan 3
bulan. Piperazin sangat efektif untuk mengatasi cacing askaris dan cukup aman
bagi pedhet umur 10 hari, selain itu pirantel dan morantel dapat juga diberikan
dengan harga yang sangat terjangkau bagi kantong peternak kecil.
Senyum peternak akan semakin ceria melihat pedhetnya tumbuh dengan sehat
dan cepat besar sehingga peternakpun tidak akan segan-segan menambah usaha
ternaknya menjadi lebih besar. Rutin memberikan obat cacing bukan lagi
pekerjaan paramedis atau dokter hewan tapi sudah menjadi budaya peternak untuk
meningkatkan produktifitas ternaknya. Jadi jangan remehkan cacing……
Penulis: drh Ely
Susanti, M.Sc.
Praktisi dan Staff UPPT Dinas Pertanian Kabupaten Klaten
Tidak ada komentar:
Posting Komentar