Kamis, 04 April 2013

ASKARIASIS PADA SAPI




ASKARIASIS PADA PEDHET

(Pedhet anda cacingan?)


Mencegah lebih baik daripada mengobati mungkin merupakan slogan yang paling tepat untuk ditekankan di kalangan peterrnak kecil di pedesaan. Namanya juga peternak kecil yang jelas kecil segala-galanya, kecil jumlahnya, kecil modalnya, kecil pengelolaannya, dan kecil perhatiannya. Berternak merupakan kegiatan sampingan dari masyarakat kita. Kita ambil contoh memelihara sapi, lebih dari 60% warga didaerah pedesaan memelihara ternak ini dengan jumlah rata-rata 1 sampai 6 ekor per KK (Kepala Keluarga), warga sering menyebutnya sebagai celengan (tabungan) yang sewaktu-waktu diperlukan akan segera dilempit  (dijual).
Apapun istilahnya yang jelas ini merupakan peer bagi kita yang berkecimpung didunia peternakan, agar perhatian yang kecil dari peternak ini dapat kita arahkan untuk meningkatkan produktifitas ternak yang pada akhirnya menanbah pendapatan peternak. Di pedesaan sapi merupakan ternak yang paling luwes (mudah perawatannya, multi guna, harga relative stabil), sebagai celengan biasanya peternak memelihara indukan dengan harapan akan menghasilkan pedhet (anak sapi dibawah 3 bulan) sebagai hasilnya. Tidak banyak yang peternak harapkan selain pedhet ini tumbuh dengan sehat dan cepat besar. Sayang harapan ini sering tidak diimbangi dengan perhatian untuk kesehatannya.
Kasus penyakit pada pedhet yang paling sering terjadi di lapangan adalah kembung dan  diare yang sering menimbulkan kematian. Peternak akan sangat bingung dan ketakutan melihat kondisi pedhetnya lemas, nafasnya terengah-engah, perut membesar dan kepala sudah di tempelkan tanah. Pada umumnya peternak akan memberikan minuman bersoda dengan harapan pedhetnya akan segera glegekan (bersendawa) mengeluarkan gas diperutnya,atau ada pula yang memberikan air kelapa, kopi, bahkan minyak tanah dan tak jarang hasilnya ternyata memperparah keadaan. Jika sudah terjadi demikian peternak akan meminta pertolongan dari paramedis atau dokter hewan terdekat, melihat kondisi yang kembung besar biasanya trokart menjadi andalan. Bagaimana jika sudah di trokart tetap saja kembali kembung, mungkin kita perlu teliti lebih lanjut penyebab kembungnya.
 Kasus diatas merupakan contoh kecilnya perhatian peternak akan kesehatan hewan. Kembung dan diare dapat merupakan salah satu gejala cacingan, sederhana sebenarnya tapi cukup fatal akibatnya bila terlambat. Pedhet suka sekali makan tanah dan rumput-rumputan dilingkungan kandang sehingga sangat rentan terinfeksi cacing. Cacing yang paling sering menginfeksi pedhet adalah cacing askaris. Pada hewan dewasa tidak begitu berarti kecuali infeksinya berat tetapi pada hewan muda akan sangat menyebabkan kerugian besar, pertumbuhannya terhambat, konversi pakan terlalu tinggi yang akan menimbulkan kelemahan dan kematian. Ketika sudah terinfeksi cacing maka akan terjadi migrasi cacing muda melalui hati, paru-paru, kantong empedu dan perforasi dinding usus yang menyebabkan pedhet jadi gelisah, batuk-batuk, lemah dan diare dengan kotoran bercampur lemak. Cacing yang sudah dewasa sering menimbulkan penyumbatan saluran usus sehinggga menyebabkan kembung, dan jika sumbatan cacing ini tidak dihilangkan terlebih dahulu maka kembung tidak akan selesai hanya dengan di trokart.
Semua jenis askaris memiliki daur hidup yang hampir mirip dengan periode prepaten antara 8-9 minggu, kecuali neoaskaris vitulorum cacing ini melalui kolostrum. Pedhet terinfeksi n. vitulorum dapat terjadi sejak prenatal melalui plasenta induk yang makan telur infektif dan dari kolostrum hingga sampai dengan umur 10 hari pedhet telah mengandung cacing dewasa dan telur cacing sudah dapat ditemukan setelah umur 2-3 minggu.
Agar celengan  kita aman, sehat dan tumbuh kembang dengan baik sehingga saat dilempit menghasilkan lembaran yang cukup lumayan jangan lupa beri sedikit perhatian padanya. Rutin memberikan obat cacing adalah solusi sederhana yang paling efektif, paling tidak diusia pertumbuhan yaitu umur 10 hari dan 3 bulan. Piperazin sangat efektif untuk mengatasi cacing askaris dan cukup aman bagi pedhet umur 10 hari, selain itu pirantel dan morantel dapat juga diberikan dengan harga yang sangat terjangkau bagi kantong peternak kecil.
Senyum peternak akan semakin ceria melihat pedhetnya tumbuh dengan sehat dan cepat besar sehingga peternakpun tidak akan segan-segan menambah usaha ternaknya menjadi lebih besar. Rutin memberikan obat cacing bukan lagi pekerjaan paramedis atau dokter hewan tapi sudah menjadi budaya peternak untuk meningkatkan produktifitas ternaknya. Jadi jangan remehkan cacing……


Penulis: drh Ely Susanti, M.Sc.
 Praktisi dan Staff UPPT Dinas Pertanian Kabupaten Klaten

Tidak ada komentar:

Posting Komentar