Selasa, 11 Maret 2014

Penyakit Surra


SURRA

Description: C:\Users\Lenovo\Documents\UPPT\UPPT PUSKESWAN TRUCUK\LAMPIRAN LAPORAN PUSKESWAN\FOTO\DSC_0464.jpg

Sifat Penyakit:
          Penyebab utama di Indonesia adalah Trypanosoma evansi.Umumnya bersifat fatal pada kuda, keledai, unta dan anjing. Pada kerbau dapat menunjukkan gejala klinis dan kematian, tetapi juga dilaporkan beberapa terjadi terinfeksi tetapi masih terlihat normal (subklinis). Pada sapi, domba, kambing, babi dan gajah seringkali terlihat tanpa gejala (subklinis). Spesies hewan yang tidak menunjukkan gejala klinis saat terinfeksi dapat bertindak sebagai reservoir.
          Penegakan diagnosa surra berdasarkan gejala klinis, uji laboratorium, dan dilengkapi dengan kajian epidemiologi.

Gejala Klinis:
          Masa inkubasi 4-13 hari, diikuti demam (lebih dari 39⁰C), lesu, lemah, nafsu makan turun, pincang kaki belakang, kadang kelumpuhan tubuh bagian belakang. Biasanya hewan dapat mengatasi kondisi tersebut walaupun dalam darah mengandung protozoa selama bertahun-tahun. Jika suatu saat hewan tersebut sakit maka gejala-gejala yang nampak adalah; demam selang-seling, anemia, kurus, oedema dibawah dagu dan anggota gerak serta bulurontok dan selapur lendir menguning. Mula-mula cermin hidung kering kemudian keluar cairan dari hidung dan mata. Kadang-kadang kerbau terlihat makan tanah. Apabila trypanosoma sudah masuk dalam cairan cerebrospinal akan menunjukkan gejala syaraf sebagai berikut: hewan sempoyongan, berputar-putar, kejang-kejang, gerak paksa, kaku-kaku sebelum mati.
          Diagnosa banding pada sapi dan kerbau adalah Coryza Gangrenosa bovum
dan anthrax.

Pengobatan:
Umumnya untuk T.evansi direkomendasikan menggunakan suramin, melarsomine dihydrochloride, diminazene diaceturate atau quinapyramin.




Description: E:\foto bimtek\CIMG4571.JPG

Cara penularan:
          Penularan melalui vektor lalat penghisap darah yang termasuk golongan Tabanidae. Musim dan cuaca mempengaruhi populasi dan aktivitas vektor. Faktor lain yang mempengaruhi penularan adalah kecepatan angin, kelembaban, pola pemeliharaan dan komposisi vektor di berbagai wilayah.
Resiko penularan antar daerah cukup tinggi karena lemahnya pengawasan lalulintas ternak antar daerah. Vektor lalat dapat ikut terbawa oleh ternak ketika dalam perjalanan.

Kebijakan umum:
Rounded Rectangle: UNIT PELAYANAN PETERNAKAN TERPADU (UPPT) 
DINAS PERTANIAN
 KABUPATEN KLATEN
Puskeswan Jogonalan: 08562586691
PuskeswanKarangnongko:08155279053
Puskeswan Jatinom: 081328090069
Puskeswan Trucuk: 085643427311
Puskeswan Kota: 087834806232
Puskeswan Delanggu: 081393300654          Pengendalian dan pemberantasan penyakit trypanosomiasis adalah tindakan untuk mengeliminasi atau mereduksi kasus secepat mungkin dengan cara stamping out ataupun tindakan pemberantasan lain yang tepat dan sesuai serta operasional dilapangan maupun dengan pengobatan yang efektif dan efisien.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar